Rupiah Bakal Anjlok Rp14.000,- terhadap Dollar A

Ilustrasi/Admin (Kompas.com)
Kenapa begitu? Anjloknya nilai mata uang rupiah sangat dipengaruhi kondisi dalam negeri Indonesia. Walau terdapat gejolak politik dan ekonomi di dunia internasional, tetapi tak banyak memengaruhi negara-negara yang kuat. Sebagai bukti, lihat negara tetangga kita, yang tak terpengaruh dollar USA seperti Malaysia, Singapura, Brunei dll.. Hanya nilai mata uang rupiah saja yang mengalami penurunan drastis. Bahkan juga terhadap ringgit dan dollar Singapura.
Kemapanan negara tetangga dalam persoalan ekonomi dan politik telah menjamin stabilnya mata uang mereka. Sedangkan Indonesia selalu terlibat dalam gonjang-ganjing yang tidak jelas. Apakah kita bisa menyalahkan pemerintah? Pemerintah lebih fokus untuk mempertahankan kekuasaannya daripada menyejahterakan rakyat. Sehingga timbul gejolak di sana-sini. Situasi politik tidak terkendali, apalagi dengan mencuatnya kasus-kasus korupsi yang meresahkan banyak pihak. Ada yang berusaha membela diri, mengelak atau melawan. Akibatnya, perekonomian terbengkalai dan tidak diurus dengan benar. Lihat saja neraca perdagangan yang defisit terus-menerus. Inflasi mencapai 8,5% semenjak triwulan pertama. Maka jika ada ekonom yang menyatakan perekonomian Indonesia membaik pada 2013, itu adalah omong kosong, bisa jadi dia adalah corong pemerintah.
Pada tahun 2014 ini kita akan menghadapi Pemilu legislatif dan Pemilu untuk memilih presiden/wakil presiden. Berarti situasi politik akan semakin memanas dan ini membuat perekonomian tambah rentan. Awal tahun saja masyarakat sudah disuguhi kenaikan harga gas elpiji. Kenaikan ini jelas akan memicu kenaikan harga di setiap sektor. Bayangkan penderitaan rakyat menghadapi kenaikan harga barang, sementara para politikus itu sibuk berangan-angan dengan kursi idamannya.
Rupiah bisa anjlok hingga Rp14 000, - jika Bank Indonesia tidak turun tangan. Kemungkinan itu ada mengingat Bank Indonesia dikendalikan pula oleh ‘kekuatan’ tertentu. Ada pembiaran yang disengaja tanpa kita sadari. Tahun lalu, ada sinyal bahwa BI akan turun tangan jika Rupiah mencapai Rp12.000,-. Kenyataannya ketika sudah jatuh pada titik tersebut, BI masih diam saja. Di samping itu, ada pula kebiasaan para politikus yang ‘merampok’ bank-bank untuk mendanai kampanye mereka.
Jika rupiah terus melorot hingga Rp14.000,- per dollar AS, maka kita tinggal melihat rakyat yang tak mampu membeli beras, tidak mampu membeli makanan yang bergizi dan tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya. Generas berikutnya adalah generasi yang miskin dalam segala hal, rapuh lahir dan batin. Sungguh murah harga sebuah bangsa yang tergadai oleh kepentingan kelompok tertentu yang memuja kekuasaan. Dan bahaya ini ada di depan mata.
Bagaimana kita akan bersikap? Seandainya masih ada tokoh-tokoh yang peduli pada keadaan nasib bangsa ini, kita berharap mereka bangkit untuk menyelamatkan Indonesia. Walau seperti pungguk merindukan bulan, tetapi setidaknya ada celah yang mungkin bisa ditembus. Semoga.
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2014/01/02/rupiah-bakal-anjlok-rp-14-000-terhadap-dollar-as-621570.html